Kamis, 16 Oktober 2008

Urgensi Pelayanan

Urgensi Pelayanan
Matius 4:23-25
Matius 4:12, 23; 28:10; 16
1Timotius 1:15
Urgensi Menjadi Penjala Manusia


Into.

Apa yang dilakukan oleh Yesus tertulis dalam tiga ayat ini menunjukkan kepada kita suatu “urgensi pelayanan” atau “urgensi penjala manusia”. Apa yang dilakukan oleh Yesus adalah:
Travelling/going, teaching. Preaching, healing, dan gathering”.

Travelling.
Yesus “going”, travelling ke seluruh Galilea – Yesus melihat jiwa-jiwa baru, unreach people.Yesus melihat sasaran pelayan secara global, tapi tindakanNya lokal. Istilah Galilea ini sangat populer dalam pelayanan Yesus. Yesus memulai pelayanannya dari Galile dan mengakhirinya di Galilea (Matius 4:12, 23; 28:10; 16). Yesus berbalik membelakangi Yerusalem dan memandang ke bangsa-bangsa lain, “Gallilea of the Nations”.

Yesus “going”, travelling, - inisiatif Yesus, Ia tidak menunggu orang datang lebih dahulu, tapi Ia pergi mencarinya.

Urgensinya:
Banyak orang Kristen/hamba Tuhan suka “travelling atau going” untuk PI dan pelayanan lainnya, tapi tidak tahu apa yang dikerjakannya. Pergi untuk jalan-jalan dan pelayanan adalah dua hal yang amat berbeda. Mereka tidak melihat “The “Gallilea of the Nations.”
Banyak gereja dalam perjalanan pelayanannya juga sempit, hanya melihat disekitar tembok gereja saja sehingga gereja-gereja tidak memiliki pelayanan lintas budaya, yang dilayani hanya orang yang sudah Kristen. Gereja-gereja tidak melihat “The Gallilea of the Nations”.

Banyak diantara mereka hanya menunggu orang datang untuk dilayani, bukannya punya inisiatif, atau menanti undangan.

Saudara dipanggil untuk dipersiapkan agar memahami ini. Saudara akan dipersiapkan dalam pendidikan supaya memiliki keyakinan, bekal dan inisiatif untuk melayani. Saudara akan belajar supaya saudara tahu apa yang hendak saudara lakukan.

Teaching. – Didaskalos.
Di sinagoge Yesus mengadakan: Kegiatan Mengajar.
Didaskalos – mengajar, seorang guru, dalam agama Yahudi adalah seorang yang memiliki wewenang untuk menafsirkan kitab Torah. Jadi tidak sembarangan orang atau tokoh agama diperbolehkan untuk menafsirkan dan mengajar Torah.

Didaskalos berhubungan dengan kata Grammateis, artinya “Scribes”, atau seorang yang bertanggungjawab mengajarkan kebenaran dan keselamatan kepada umat.

Menurut Gerhardsson, B., dalam bukunya The Mighty Acts of Jesus according to Matthew, menulis bahwa Yesus di sinagoge sedang melakukan “Block Teaching”. Bahan yang diajarkan Yesus adalah “Exposition of Torah”.

Jadi apa yang dilakukan oleh Yesus ini begitu penting dan urgen, karena dalam jaman itu dimata Yesus, sinagoge bukan lagi melambangkan kehadiran Allah, tetapi: lambang dari “Isolasi tokoh agama (Tokoh agama dihormati dan lebih didengar lebih dari pada menghormati dan taat kepada Tuhan)”, kemunafikan, kepalsuan, dan kesesatan.” Itulah sebabnya kalau kita membaca seluruh kitab Injil ini sinagoge bukanlah tempat orang-orang berdosa dan kafir untuk mencari Tuhan walaupun disitu ada banyak ahli-ahli Taurat yang tahu banyak tentang Allah dan Torat. Mereka tidak ingin ke sana karena hidup ahli Taurat dan orang Farisi itu penuh dengan diskriminasi, cari keuntungan, kemunafikan, kepalsuan, politik, dan kesesatan. Tidak ada daya tarik sama sekali. Di sinagoge itu kebenaran diputarbalikkan, kebenaran menjadi dosa, dan dosa menjadi kebenaran.

Kalau kita membaca ayat 24-25, orang-orang banyak tidak datang ke sinagoge atau kepada ahli Taurat dan orang Farisi, tetapi kepada Yesus, sehingga ada kelompok baru, saya akan bahas nanti lebih lanjut.

Jadi bait Allah pada waktu itu telah menjadi sarang penyamun. Yesus pernah murka di Bait Allah, karena Ia menemukan orang berjual beli di halaman bait Allah, orang menukar uang dsb. Ini kondisi setelah Yesus datang, dalam PL bait Allah tidak seperti ini, kalau ada tentu mereka semua sudah jadi abu.

Aplikasi: Urgensi pelayanan Yesus dalam mengajar ini adalah juga urgensi untuk kita melayani. Dalam ruang lingkup orang Kristen, mulai dari gereja, yayasan, dan badan-badan Kristen lainnya, “kondisi sinagoge” ini sudah banyak yang merasuk mereka. Jadi tidak heran dalam gereja dan yayasan-yayasan Kristen atau institusi-institusi Kristen terdapat orang-orang yang munafik, diskriminasi, kepalsuan, kesesatan, menggelapkan uang, tidak percaya Alkitab adalah Firman Allah, suka mencuri, diam-diam pakai narkoba, main perempuan, dll, selama sekolah dan dibentuk disini baik-baik, tapi di luar brengseknya luar biasa, munafiknya bukan main, lebih berdosa dari orang kafir. Semua ini tidak diketahui oleh manusia, tetapi Yesus itu mahatahu.

Pada akhir jaman ini kita akan menjumpai justru orang-orang yang paling berdosa di dunia ini bukan orang-orang yang berada diluar gereja tapi didalam gereja, dan yayasan, dan juga di sekolah Alkitab. Yohanes sendiri mengakui bahwa “anti-Kristus” itu tidak berasal dari luar komunitas Kristen, tetapi justru berasal dari dalam tubuh Kekristenan (1Yohanes 2:18-21). Coba kita baca pernyataan Paulus dalam 1Timotius 1:15. Paulus mengakui dirinya paling berdosa diantara semua orang, karena segala kemunafikan, kepalsuan, dan kesesatan yang dimilikinya.

Saya tidak tahu diantara kita siapa yang paling berdosa, tapi justru dialah orang yang paling dikasihi kalau ia bertobat.

Inilah kondisi yang sangat “urgen” atau darurat, sehingga membutuhkan pelayanan pengajaran yang benar.

Saudara dipanggil Tuhan untuk belajar dan kemudian membawa pengajaran yang benar bagi banyak orang Kristen yang tersesat. Saudara belajar Alkitab bukan supaya saudara hanya mengisi otak dan menjadi orang yang munafik, tapi menjadi orang yang benar.

Preaching – Kerysso, kerygma – Mendeklarasikan.

Yesus bukan hanya mengajar, tetapi juga mendeklarasikan Injil Kerajaan Allah.
Istilah “Kerysso” berasal dari kata “Keryx” yang melahirkan istilah “Kerygma” adalah suatu pernyataan urgen, yakni suatu deklarasi amat penting.

Keryx diartikan sebagai berikut dalam konteks Yunani:
The public crier and reader of state messages, such as the conveyor of a declaration of war. Seorang yang membacakan berita atau pesan bahwa suatu negara itu berada dalam keadaan darurat perang.

Istilah ini adalah istilah hukum atau politik, jadi pernyataan berita itu sangat penting dan benar, karena jika berita itu diabaikan, maka akan ada sanksi dan konsekwensi.

Jadi waktu Yesus membawakan Kerysso yakni suatu proklamasi berita, Yesus memproklamasikan kabar baik dari Kerajaan Allah, maka orang-orang yang mendengar harus memberikan respon. Dan orang-orang yang memberikan respon akan mendapatkah hadiah itu, yaitu keselamatan.

Urgensinya: Dunia ini sebenaranya membutuhkan “kerysso” dari Injil atau “keryx” ini. Dunia tidak tahu keadaannya adalah sangat prihatin dan darurat sekali. Kejadian-peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini merupakan suatu tanda bahaya bagi dunia. Ingat Firman Allah dalam Yunus 4:1-11.
Oleh sebab itu sirine harus dibunyikan. Siapa yang melakukannya ? Kita semua.
Tapi banyak orang yang seperti Yunus, ia tidak mau membunyikan sirene itu. Ia hanya mau menjadi nabi untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Ia hanya ingin membangun kesukaan untuk diri sendiri dari pohon jarak itu yang umurnya hanya satu malam dan ia tidak berkuasa untuk menikmatinya.

Saudara dan saya harus mempersiapkan diri karena kondisi yang urgen ini.

Healing – Therapon – all sickness – ada penderitaan.

Saya sering menjumpai orang-orang sakit, gila, dan berbagai kasus penderitaan, kalau seandainya Yesus ada di sini seperti 2000 tahun yang lalu, pastilah orang-orang itu disembuhkan dan ditolong.

Ada dua kata penyakit yang dipakai disini yakni
Nossos: penyakit yang berhubungan dengan pain, sorrow, evil.
Malakia, malakos, soft, lemas, lemah, kelemahan, suatu penyakit yang membuat tubuh menjadi lemah. Mungkin kata malaria lahir dari kata
ini.
Penyakit ini diakibatkan oleh dosa dan bakteri.

Yesus menyembuhkan mereka semuanya:
Therapeuo: Therapi
Melayani yang sakit, therapi, kejiwaan, atau dirasuk setan.
Menyembuhkan dengan proses (Relieving, curing).
Mujijat.

Urgensinya: Ada banyak penderitaan dan sakit penyakit dalam dunia ini yang amat membutuhkan pertolongan pertama dan segera. Entah itu penyakit disebabkan oleh dosa, iblis, dan bakteri. Kita sangat dibutuhkan utnuk itu, kita juga harus memahami kasus-kasus sakit penyakit dan kebutuhan ini sehingga kita dapat menolong mereka sesuai dengan keadaannya.

Penyakit itu dapat menyerang dari muda hingga tua, dari anak-anak hingga dewasa, moga-moga anda datang kesini tidak membawa penyakit apa-apa.

Gathering – kebutuhan akan persekutuan yang benar, gereja.

Setelah pelayanan ini, Yesus menjadi terkenal (Fame). Dalam ayat 24 menulis bahwa berita tentang Dia tersiar di seluruh Siria, dan banyak orang datang meminta pertolongan. Namun kalau kita melihat ayat berikutnya Yesus tidak menjadi sombong atau takkabur, ataupun mencari untung dari banyak orang itu. Yesus menjadikan mereka menjadi murid-muridNya. Mereka datang menjadi murid dan bukan untuk tujuan lain.

Urgensinya: Banyak pelayanan hamba-hamba Tuhan masa kini menjadi terkenal, tetapi kemudian orang-orang tidak lagi menjadi murid Tuhan, orang-orang itu dijadikan budak-budak rohani untuk memenuhi keinginan pengkotbah itu.
Ada juga hamba Tuhan menjadi terkenal karena ia mengkotbahkan hal-hal yang hanya memenuhi keinginan telinga mereka, sehingga orang-orang itu tidak menjadi murid Yesus, tapi pengikut-pengikut materialisme.

Kita harus menjadi hamba Tuhan yang memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Menjadikan orang menjadi pengikut Kristus bukan pengikut kita.

Kesimpulan

Kalau kita melihat apa yang dikerjakan Yesus, kita melihat urgensi pelayanan masa kini yang sebenarnya tidak jauh berbeda. Kita mesti meneladani Yesus dalam pelayananNya sehingga urgensi dapat dipenuhi.

Rabu, 15 Oktober 2008

Sukacita

Sukacita menjadikan Kekristenan tampak menarik bagi orang lain. Jemaat Kristen mula-mula dikenal sebagai orang yang dipenuhi dengan sukacita di tengah-tengah berbagai kesulitan dan penganiayaan yang mereka alami. Kehidupan yang penuh anugerah ini akhirnya mengalahkan semua tantangan, membungkam musuh dan menarik seluruh dunia untuk memperhatikan mereka, dan akhir­nya membuat kekaisaran Romawi bertekuk lutut kepada Yesus Kristus. Sungguh, Kekristenan yang bersukacita adalah Kekristenan yang memuliakan Tuhan dan menggoncangkan dunia.
Yesus sendiri pasti merupakan sosok Pribadi yang sangat menarik, sehingga anak kecil dan orang dewasa, wanita dan sampah masyarakat suka untuk selalu berada di dekat­Nya. Ia tegas dalam kebenaran tanpa menjadi kaku dan kejam, tetapi pada saat yang sama, Ia penuh dengan kasih karunia dan sukacita. Sangat disayangkan, kehidupan yang dipenuhi sukacita ini tampaknya telah hilang dari kehidupan Kristen masa kini. Kehidupan kebanyakan orang Kristen sekarang terasa kecut dan muram, sehingga menjadikan Kekristenan tidak menarik atau menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk datang kepada Tuhan. Kehidupan yang kecut demikian merupakan akibat dari kehidupan yang tidak dipimpin oleh Roh Kudus.
Kita dipanggil untuk mengembalikan sukacita sejati dalam kehidupan Kristen kita yang otentik. Untuk menghindarkan kita dari pencarian sukacita yang palsu, kita perlu memahami apa yang bukan merupakan sukacita sejati: (1) sukacita tidak sama dengan mendapatkan kesenangan atau “having fun”. Berbagai kesenangan yang kita dapatkan melalui permainan, berekreasi, menonton bioskop, menikmati makanan enak dan kenyamanan lain, semua ini tidak identik dengan sukacita sejati; (2) sukacita tidak sama dengan temperamen yang periang. Bukan cerita baru bahwa ada orang yang berpembawaan periang, suka melucu, namun sebenarnya ia orang yang sangat tidak bahagia; (3) sukacita tidak sama dengan kehidupan yang lancar dan tanpa masalah. Walaupun seorang dapat memiliki hidup yang lancar, tetapi tetap ada masalah lain, bahkan lebih mendasar yang membuat ia tidak bahagia, jadi jelaslah ia orang yang tidak bahagia dan tidak memiliki sukacita.

Allah Sang Pembebas

V Allah sebagai pembebas
Allah menyatakan dan memperkenalkan diriNya ke tengah sejarah dunia, sebagai Allah yang membebaskan. Allah memperkenalkan diriNya melalui namaNya yang didalam nama itu terkandung jaminan masa depan dunia yang mengalami kebebebasan.[1] Allah adalah pencipta alam semesta, dunia dan hidup manusia. Allah mempercayakan dunia ini kepada manusia, supaya oleh manusia seluruh dunia mendapatkan berkat Allah. Allah peduli pada seluruh umat manusia dan menarik semua manusia ke arah pemenuhan manusia dalam kasih dan keadilan. Bumi ini diberikan kepada manusia sebagai sumber kehidupannya, maka manusia wajib mengembangkan dunia dan menggali setiap potensi yang ada di dunia sehingga seluruh umat manusia terpelihara dengan adil di dunia.
Allah memelihara dan mengasihi manusia, untuk itu Allah bertindak sebagai pembebas bagi manusia yang tertindas. Allah selalu identik dengan tugas pembebasan, sehingga Allah menjadi sumber kekuatan bagi manusia yang berjuang untuk pembebasan. Manusia harus berjuang demi nama Allah, atas nama Allah dan dalam nama Allah yang memanggil manusia pada keadilan, pembebebasan dan bergerak bersama-sama menuju tanah perjanjian.
Seperti yang dilakukan Allah bagi umatNya Israel dari perbudakan di Mesir. Aksi pembebasan harus dilakukan sebagai suatu proses yang terus menerus – suatu transformasi sosial – menuju keadilan dan pemebebasan yang dirancangkan Allah bagi dunia. Penindas dan yang tertindas bisa saja menjadi penghalang bagi suatu transformasi yang radikal. Tetapi Allah yang akan menyertai manusia yang berjuang untuk pembebasan, Ia yang akan memimpin dan mencukupi. Allah dalam kekudusan namaNya adalah adil, karena Ia adalah sang pembebas.[2]
Dalam PL dan PB, selalu dinyatakan bahwa Allah adalah Allah yang peduli pada kehidupan dan hubungan di antara sesama manusia dan ciptaan. Secara khusus, hubungan di antara sesama adalah kepedulian terhadap orang yang tertindas dan yang miskin.
[1] Lihat Keluaran 3: 7,10, 14 ; 6:6
[2] Tissa Balasuriya, Teologi Siarah (Jakarta: BPK-GM, 2004)