Rabu, 15 Oktober 2008

Sukacita

Sukacita menjadikan Kekristenan tampak menarik bagi orang lain. Jemaat Kristen mula-mula dikenal sebagai orang yang dipenuhi dengan sukacita di tengah-tengah berbagai kesulitan dan penganiayaan yang mereka alami. Kehidupan yang penuh anugerah ini akhirnya mengalahkan semua tantangan, membungkam musuh dan menarik seluruh dunia untuk memperhatikan mereka, dan akhir­nya membuat kekaisaran Romawi bertekuk lutut kepada Yesus Kristus. Sungguh, Kekristenan yang bersukacita adalah Kekristenan yang memuliakan Tuhan dan menggoncangkan dunia.
Yesus sendiri pasti merupakan sosok Pribadi yang sangat menarik, sehingga anak kecil dan orang dewasa, wanita dan sampah masyarakat suka untuk selalu berada di dekat­Nya. Ia tegas dalam kebenaran tanpa menjadi kaku dan kejam, tetapi pada saat yang sama, Ia penuh dengan kasih karunia dan sukacita. Sangat disayangkan, kehidupan yang dipenuhi sukacita ini tampaknya telah hilang dari kehidupan Kristen masa kini. Kehidupan kebanyakan orang Kristen sekarang terasa kecut dan muram, sehingga menjadikan Kekristenan tidak menarik atau menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk datang kepada Tuhan. Kehidupan yang kecut demikian merupakan akibat dari kehidupan yang tidak dipimpin oleh Roh Kudus.
Kita dipanggil untuk mengembalikan sukacita sejati dalam kehidupan Kristen kita yang otentik. Untuk menghindarkan kita dari pencarian sukacita yang palsu, kita perlu memahami apa yang bukan merupakan sukacita sejati: (1) sukacita tidak sama dengan mendapatkan kesenangan atau “having fun”. Berbagai kesenangan yang kita dapatkan melalui permainan, berekreasi, menonton bioskop, menikmati makanan enak dan kenyamanan lain, semua ini tidak identik dengan sukacita sejati; (2) sukacita tidak sama dengan temperamen yang periang. Bukan cerita baru bahwa ada orang yang berpembawaan periang, suka melucu, namun sebenarnya ia orang yang sangat tidak bahagia; (3) sukacita tidak sama dengan kehidupan yang lancar dan tanpa masalah. Walaupun seorang dapat memiliki hidup yang lancar, tetapi tetap ada masalah lain, bahkan lebih mendasar yang membuat ia tidak bahagia, jadi jelaslah ia orang yang tidak bahagia dan tidak memiliki sukacita.

Tidak ada komentar: